Sabtu, 14 Juli 2012


Berawal dari Polisi-Penyanyi-Dokter Namun jatuhnya di Bagian Hukum
Awalnya aku juga merasa gak wajar bangat kalau aku harus nulis kata-kata yang sifatnya ini merupakan sesuatu yang harus jadi fenomenal dalam masyarakat setempat dan harus dianggap lucu oleh fans aku sendiri yang lagi baca, hihihi sok bangat.
Namaku San Mauritz Sinaga, nama yang banyak orang mengatakan nama yang kren bangat, yahhh gak kalah lah dengan wajah aku yang bisa kamu liat sendiri. Hehehe,,.. Nama pemberian orang tuaku yang sampai saat ini aku belum tau apa artinya, asalnya dari mana dan apa mangsut dari Nama tersebut, karna dari kecil dirumah namaku itu bukan dipanggil San atau Mauritz. Orang tuaku dan Kaka Abangku manggilnya Dedek, kemudian jadi Timbang, pelesetan nama dari papa aku sendiri.. katanya aku itu mirip bangat dengan papaku jadi saudara-saudara dikeluargaku jadinya manggil aku Timbang.
Berarah ke sekolah dasar hingga SMA namaku meleset jauh bangat menjadi Sandy, hahaha ntah dari mana asal dari nama ini. Dulunya sih nama ini diberi oleh teman sebangku kelasku. Katanya dia terlalu susah manggil San Mauritz, jadinya enakan dipanggil Sandy. Nahhh semenjak itu nih kalau berkenalan dengat teman baru, atau siapapun aku selalu bilang Sandy. Biar mereka mudah manggilnya, karna klo Mauritz mungkin mereka akan kewalahan untuk manggilnya.
Lahir dari keluarga perpaduan antara Batak dan Manado yang sekarang menjadi seseorang yang ingin menjadi Panutan bagi keluarga. Antara Cita-cita dan Angan-angan. Meskipun terlahir sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara yang dulunya menjadi anak yang paling cengeng dan manja dirumah, bahkan sampai besarpun masih harus tidur di samping mama. Hahaah
Memasuki SMP aku ditempatin di Rumah Oppung (Kakek Nenek) disana aku dibimbing dan ditempah menjadi cucu kesayangan alias tetap aja lebih dimanjain hahah. Mempunyai Kakek seorang Polisi adalah hal yang sangat membanggakan buat ku. Setiap hari aku merasa rumah kami serasa aman dan tentram. Suatu hari Kakek nanya “Cita-cita kamu Apa Bang” hehehe bayangi aja seorang polis manggil aku bang. Heheeh aku langsung jawab cepat-cepat “Polisi lah Pung”. Kakek Nenek ku tersenyum dan tertawa sejenak. Lalu kakek bilang kamu nggak bisa jadi polisi, Pekerjaanmu harus yang santai-santai aja. Aku juga bingung sih mengapa mereka berkata begitu, mungkin dilihat dari sisi feminim kali yehhh heheeh.
Semenjak Kecil aku udah suka bernyanyi. Mulai dari sekolah minggu yang ada paduan suaranya hingga SMP aku ttp merasa senang aja kalau nyanyi. Ketika kumpul-kumpul keluarga pada saat natalan dan taun baruan, aku sering disuruh nyanyi, meskipun pada saat itu masih malu-malu, dan ada harapan dalam diri dapat saweran. Heheh Matre. Di SMA bakat itu mulai muncul dan berkembang.
Dan lebih herannya nih aku ditawarin segerombolan anak-anak kren yang ada diSMAku untuk jadi Vokalis di Band Mreka. Dan aku langsung trima dan menghabiskan waktu diStudio 2 kali seminggu. Manggung-manggung disekolah dan dibeberapa sekolah lainnya membuat Nama San Mauritz Sinaga itu tenar dimana-mana, meskipun ada Rahasia kalu sampai sekarang aku nggak bisa memainkan satu alat musik apapun. Yahh dinikmati sajalah sebagai Vokalis. Beberapa bulan kemudian aku ditunjuk sebagai wakil dari SMA sebagai perwakilan Lomba VokalSolo sekotamadya. Meskipun nggak dapat Juara, namun aku udah dapat materi dan pelajaran bernyanyi selama sebulan dari Guru kesenian di Sma kami dlu. Antara nekat dan pengaruh dari teman-teman Geng dan Band aku diusulin masuk Indonesian Idol. Menunggu dalam satu hari Audisi di Amir Hamzah dan tetap aku belum bisa masuk, kata mereka sih masih terlalu muda dulu. Karna wajahku masi Unyuk-unyuk dulu. Heheh padahal perjungan kesana bagikan mengorbankan sebahagian dari nyawa kita sendiri, mengikuti langkah-langkah yang membahayakan dan berada di antara orang-orang yang memiliki suara emas.
Hari Demi hari aku meninggalkan jejak seperti itu, aku fokus di Pelajaran dan mengikuti Les Bimbingan Semenjak masuk Kelas dua SMA. Prestasi yang mengagumkan selalu kutunjukkan kepada Mama dan Papa. Meskipun prestasi itu masih tersaingkan oleh Kaka Abangku. Hehehe
Hingga Suatu hari aku terobsesi menjadi Seorang Dokter ketika Dahulu Abangku terserang Panyakit Kanker dan itu dan stadium 3. Keluarga hanya bisa berdoa dan berharap abang tetp sembuh, hingga 4 tahun Usaha Papa Mama akhirnya terkabulkan oleh Tuhan Juga. Sekarang abang sudah sembuh seperti dahulunya meskipun menjadi seangkatan denganku. Karena selama dua tahun dia menghabiskan waktunya untuk kerumah sakit dan menunda studinya.
Kembali menjadi perwakilan dari SMA Untuk mengikuti Olimpiade sekotamadya untuk bidang study kesayangan yaitu Biologi. Karna cita-cita adalah Dokter makanya selalu fokus di Biologi dan nilai Biologiku itu selalu menyaingi semua teman-teman yang ada dikelas. Tapi satu hal yang membuatku putus harapan. Setiap kali aku lihat darah manusia, aku langsung pening dan harus menghindar. Terbukti ketika teman aku kecelakaan dan kakinya patah, dulunya aku ingin sekali langsung memegang dan mengangkatnya kebetulan aku orang yang pertama melihatnya. Namun karna gak kuat aku jadi Pingsan dan semua orang kepikiran kalau aku juga ikut kecelakaan. Padahal aku hanya dibonceng dan gak ada apa-apa. Hahah yah sudahlah meskipun Dokter nggak lagi jadi Obsesi namun pelajaran Biologi ttp ditangan.
Hingga mengikuti SNMPTN nih,,, aku merasa Galau bangat untuk milih jurusan apa. Mungkin bagi orang lain mereka pasti milih apa yang mereka suka. Namun aku itu orangnya suka dengan tantangan dan kalau bicara apa yang disukai pasti aku suka dengan semuanya. Haha Labil bangat.
Akhirnya Tanpa Pikir panjang aku Milih Tehnik USU, Ekonomi Pembangunan UNILA, dan Hukum UNNES. Dan aku Lulus di Fakultas Hukum Unnes.
Yahhhh Puji Tuhan. Mungkin inilah Bagian dari tantangan Buatku.
Berawal dari Polisi-Penyanyi-Dokter. Namun harus menjadi kebagian HUKUM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar