Berawal dari Polisi-Penyanyi-Dokter
Namun jatuhnya di Bagian Hukum
Awalnya aku juga merasa gak wajar bangat kalau aku
harus nulis kata-kata yang sifatnya ini merupakan sesuatu yang harus jadi
fenomenal dalam masyarakat setempat dan harus dianggap lucu oleh fans aku
sendiri yang lagi baca, hihihi sok bangat.
Namaku San Mauritz Sinaga, nama yang banyak orang
mengatakan nama yang kren bangat, yahhh gak kalah lah dengan wajah aku yang
bisa kamu liat sendiri. Hehehe,,.. Nama pemberian orang tuaku yang sampai saat
ini aku belum tau apa artinya, asalnya dari mana dan apa mangsut dari Nama
tersebut, karna dari kecil dirumah namaku itu bukan dipanggil San atau Mauritz.
Orang tuaku dan Kaka Abangku manggilnya Dedek, kemudian jadi Timbang, pelesetan
nama dari papa aku sendiri.. katanya aku itu mirip bangat dengan papaku jadi
saudara-saudara dikeluargaku jadinya manggil aku Timbang.
Berarah ke sekolah dasar hingga SMA namaku meleset
jauh bangat menjadi Sandy, hahaha ntah dari mana asal dari nama ini. Dulunya
sih nama ini diberi oleh teman sebangku kelasku. Katanya dia terlalu susah
manggil San Mauritz, jadinya enakan dipanggil Sandy. Nahhh semenjak itu nih
kalau berkenalan dengat teman baru, atau siapapun aku selalu bilang Sandy. Biar
mereka mudah manggilnya, karna klo Mauritz mungkin mereka akan kewalahan untuk
manggilnya.
Lahir dari keluarga perpaduan antara Batak dan
Manado yang sekarang menjadi seseorang yang ingin menjadi Panutan bagi
keluarga. Antara Cita-cita dan Angan-angan. Meskipun terlahir sebagai anak
ketiga dari tiga bersaudara yang dulunya menjadi anak yang paling cengeng dan
manja dirumah, bahkan sampai besarpun masih harus tidur di samping mama. Hahaah
Memasuki SMP aku ditempatin di Rumah Oppung (Kakek
Nenek) disana aku dibimbing dan ditempah menjadi cucu kesayangan alias tetap
aja lebih dimanjain hahah. Mempunyai Kakek seorang Polisi adalah hal yang
sangat membanggakan buat ku. Setiap hari aku merasa rumah kami serasa aman dan
tentram. Suatu hari Kakek nanya “Cita-cita kamu Apa Bang” hehehe bayangi aja seorang
polis manggil aku bang. Heheeh aku langsung jawab cepat-cepat “Polisi lah
Pung”. Kakek Nenek ku tersenyum dan tertawa sejenak. Lalu kakek bilang kamu
nggak bisa jadi polisi, Pekerjaanmu harus yang santai-santai aja. Aku juga
bingung sih mengapa mereka berkata begitu, mungkin dilihat dari sisi feminim
kali yehhh heheeh.
Semenjak Kecil aku udah suka bernyanyi. Mulai dari
sekolah minggu yang ada paduan suaranya hingga SMP aku ttp merasa senang aja
kalau nyanyi. Ketika kumpul-kumpul keluarga pada saat natalan dan taun baruan,
aku sering disuruh nyanyi, meskipun pada saat itu masih malu-malu, dan ada
harapan dalam diri dapat saweran. Heheh Matre. Di SMA bakat itu mulai muncul
dan berkembang.
Dan lebih herannya nih aku ditawarin segerombolan
anak-anak kren yang ada diSMAku untuk jadi Vokalis di Band Mreka. Dan aku
langsung trima dan menghabiskan waktu diStudio 2 kali seminggu.
Manggung-manggung disekolah dan dibeberapa sekolah lainnya membuat Nama San
Mauritz Sinaga itu tenar dimana-mana, meskipun ada Rahasia kalu sampai sekarang
aku nggak bisa memainkan satu alat musik apapun. Yahh dinikmati sajalah sebagai
Vokalis. Beberapa bulan kemudian aku ditunjuk sebagai wakil dari SMA sebagai
perwakilan Lomba VokalSolo sekotamadya. Meskipun nggak dapat Juara, namun aku
udah dapat materi dan pelajaran bernyanyi selama sebulan dari Guru kesenian di
Sma kami dlu. Antara nekat dan pengaruh dari teman-teman Geng dan Band aku
diusulin masuk Indonesian Idol. Menunggu dalam satu hari Audisi di Amir Hamzah
dan tetap aku belum bisa masuk, kata mereka sih masih terlalu muda dulu. Karna
wajahku masi Unyuk-unyuk dulu. Heheh padahal perjungan kesana bagikan
mengorbankan sebahagian dari nyawa kita sendiri, mengikuti langkah-langkah yang
membahayakan dan berada di antara orang-orang yang memiliki suara emas.
Hari Demi hari aku meninggalkan jejak seperti itu,
aku fokus di Pelajaran dan mengikuti Les Bimbingan Semenjak masuk Kelas dua
SMA. Prestasi yang mengagumkan selalu kutunjukkan kepada Mama dan Papa.
Meskipun prestasi itu masih tersaingkan oleh Kaka Abangku. Hehehe
Hingga Suatu hari aku terobsesi menjadi Seorang
Dokter ketika Dahulu Abangku terserang Panyakit Kanker dan itu dan stadium 3.
Keluarga hanya bisa berdoa dan berharap abang tetp sembuh, hingga 4 tahun Usaha
Papa Mama akhirnya terkabulkan oleh Tuhan Juga. Sekarang abang sudah sembuh
seperti dahulunya meskipun menjadi seangkatan denganku. Karena selama dua tahun
dia menghabiskan waktunya untuk kerumah sakit dan menunda studinya.
Kembali menjadi perwakilan dari SMA Untuk mengikuti
Olimpiade sekotamadya untuk bidang study kesayangan yaitu Biologi. Karna
cita-cita adalah Dokter makanya selalu fokus di Biologi dan nilai Biologiku itu
selalu menyaingi semua teman-teman yang ada dikelas. Tapi satu hal yang
membuatku putus harapan. Setiap kali aku lihat darah manusia, aku langsung
pening dan harus menghindar. Terbukti ketika teman aku kecelakaan dan kakinya
patah, dulunya aku ingin sekali langsung memegang dan mengangkatnya kebetulan
aku orang yang pertama melihatnya. Namun karna gak kuat aku jadi Pingsan dan
semua orang kepikiran kalau aku juga ikut kecelakaan. Padahal aku hanya
dibonceng dan gak ada apa-apa. Hahah yah sudahlah meskipun Dokter nggak lagi
jadi Obsesi namun pelajaran Biologi ttp ditangan.
Hingga mengikuti SNMPTN nih,,, aku merasa Galau
bangat untuk milih jurusan apa. Mungkin bagi orang lain mereka pasti milih apa
yang mereka suka. Namun aku itu orangnya suka dengan tantangan dan kalau bicara
apa yang disukai pasti aku suka dengan semuanya. Haha Labil bangat.
Akhirnya Tanpa Pikir panjang aku Milih Tehnik USU,
Ekonomi Pembangunan UNILA, dan Hukum UNNES. Dan aku Lulus di Fakultas Hukum
Unnes.
Yahhhh Puji Tuhan. Mungkin inilah Bagian dari
tantangan Buatku.
Berawal dari Polisi-Penyanyi-Dokter. Namun harus
menjadi kebagian HUKUM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar